Rumah Tua Disulap Jadi Lapak Kuliner Kekinian di Tengah Kota Mojokerto

Published by on

Berawal Dari Ide Tetangga untuk Mendongkrak Ekonomi Warga Sekitar

Meski terbilang baru, namun Pujasera Pendopo Rakyat terbilang mampu menggaet daya tarik pengunjung. Nuansa kerakyatan dan tradisional terasa kental saat memasuki area yang berada di tengah kota tersebut berkat rumah historis peninggalan zaman kolonialnya.

INDAH OCEANANDA, Magersari, Jawa Pos Radar Mojokerto

KERLIP warna lampu hias yang muncul dari kawasan Pujasera itu memang menyita perhatian pengguna jalan yang melintasi Jalan Ahmad Yani, Kota Mojokerto. Tak heran, kawasan ini kerap menjadi jujukan banyak kalangan. Baik muda maupun tua. ”Baru berdiri tahun lalu,” ujar Haryo Nuswantoro, owner Pujasera Pendopo Rakyat saat ditemui di lokasi.

Pria yang akrab disapa Haryo ini menceritakan, awal mula berdirinya pujasera tersebut. Itu berbekal dari inisiatif kelima tetangganya yang punya keinginan mendongkrak perekonomian warga sekitar. Kebetulan, Haryo memiliki rumah peninggalan keluarganya yang memiliki nilai sejarah. Berangkat dari situ, dia pun mengajak tetangganya untuk mendirikan usaha kuliner di rumah historis itu. ”Ini kan rumah peninggalan kakek saya, dulunya sempat dipakai untuk rumah dinas bupati. Pertama kali dibangun tahun 1886,” ungkapnya.

Memang, saat berkunjung ke kawasan tersebut, bangunan rumah yang berada di kawasan pujasera itu tampak kuno. Beberapa arsitektur bangunannya masih terlihat seperti rumah zaman penjajahan Belanda. Seperti bagian jendela, atap, dan ruangan dalam rumahnya. ”Di bagian belakang rumah ini juga ada sumur tuanya yang sampai sekarang masih terjaga,” papar pria asli Mojokerto ini.

Haryo bertugas merawat rumah tersebut setelah orang tuanya menetap dengan sang adik di daerah Sidoarjo. Namun, karena rumah dengan lahan seluas 2.447 meter persegi itu masih tampak luas, ia pun mengajak warga sekitar untuk mendirikan pujasera. ”Ya dibantu lima tetangga saya itu, hitung-hitung dimanfaatkan buat bantu ekonomi warga Mojokerto. Khususnya warga sekitar,” sebutnya.

MENARIK: Suasana Pujasera Pendopo Rakyat yang mengangkat konsep merakyat dan tradisional didirikan di lahan rumah bersejarah yang berada di Jalan Ahmad Yani, Kota Mojokerto.

Bapak satu anak ini menerangkan, pujasera yang berada tepat di seberang kantor Pos Mojokerto tersebut memang dikonsep bertema tradisional dan kerakyatan. Stan kuliner yang berjualan di pujasera ini hanya menyewa Rp 500 ribu per bulan. Begitu pula dengan harga makanan dan minuman yang ditawarkan ke pembeli juga terbilang merakyat. ”Karena memang didesain merakyat baik untuk pembeli dan penjualnya. Kita juga ingin hadirkan konsep tradisional dan historis berkat rumah peninggalan ini,” beber Haryo.

Kini, ada delapan stan makanan yang tersedia di pujasera tersebut. Semuanya merupakan kuliner tradisional nusantara. Mulai dari angkringan, siomay, sate ponorogo, sego babat, hingga kuliner tradisional lainnya. Ramadan kemarin, lanjut Haryo, Pujasera Pendopo Rakyat ramai dikunjungi pembeli. Bahkan ada beberapa pengunjung dari luar daerah yang mampir. ”Ada yang dari Sidoarjo, Surabaya juga mampir ke sini. Kami usahakan, stan yang berjualan disini jangan menjual menu yang sama. Karena bisa sebagai alternatif pengunjung lebih leluasa memilih menu,” jelas dia.

Ke depan, Haryo bersama para tetangganya itu ingin mengembangkan kawasan tersebut. Menurutnya, selain lokasi yang strategis, tema merakyat yang diusung dalam pujasera itu memiliki nilai jual. ”Targetnya, kami mau perluas stan kuliner lagi biar semakin beragam yang dikelola dari warga sekitar. Juga mau merombak halaman belakang agar kawasan pujaseranya semakin luas dan bisa dikunjungi banyak orang,” pungkasnya. (ron)

Categories: Berita

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *