Viral Medsos, BBWS Tinjau Kondisi Jembatan Darurat dari Bambu di Mojokerto
KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Usulan pembangunan jembatan penghubung di Dusun Brak, Desa Talun, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto belum menemukan titik terang. Meski Pemkab Mojokerto telah mengusulkan perbaikan ke Kementerian PUPR dan BNPB Maret lalu, namun belum direalisasikan. Bahkan, saat warga setempat terpaksa membangun jembatan secara mandiri, tindak lanjut usulan hanya sekadar peninjauan.
Kabid Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto, Henri Surya mengatakan, pengecekan terhadap kerusakan jembatan di Desa Talun sudah dilakukan Kementerian PUPR BBWS Bengawan Solo, akhir pekan kemarin. Peninjauan tersebut setelah beredar di media sosial (medsos) adanya aktivitas pembangunan jembatan bambu oleh warga sekitar. Termasuk menindaklanjuti usulan rehab jembatan yang sempat diajukan BPBD Kabupaten Mojokerto ke BNPB pusat. ’’Sudah ditinjau oleh Korwil Ditjen Sumber Daya Air (SDA) Bojonegoro minggu kemarin. Cuman memang hanya mengecek saja kerusakan jembatan,’’ terangnya.
Henri menegaskan, sejatinya pemda melalui BPBD maupun PUPR sudah mengupayakan perbaikan jembatan di desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gresik itu. Bahkan sejak awal tahun 2022 lalu sudah diusulkan perbaikan melalui penggunaan dana Belanja Tidak Terduga (BTT).
Hanya saja, berdasarkan kajian tim ahli dari ITS, konstruksi jembatan mengalami kerusakan parah imbas banjir luapan sungai Lamong tahun 2021. Sehingga tidak bisa diperbaiki, melainkan harus diusulkan pembangunan baru. ’’Sudah kami ajukan perbaikan dengan alokasi anggaran sekitar Rp 900 juta. Namun saat itu tidak disarankan perbaikan, harus bangun baru. Sementara anggaran untuk bangun baru nilainya sampai Rp 15 miliar,’’ tambahnya.
Maret lalu, pemda melalui BPBD juga telah mengupayakan lobi BNPB untuk ditembuskan ke PUPR pusat dalam merealisasikan pembangunan jembatan baru. Dan lagi-lagi, usulan tersebut belum menemukan titik terang. ’’Ya cuman ditinjau, tinggal menunggu saja jawaban dari BNPB lewat BPBD. Kalau dari PUPR, realisasinya nanti bisa berupa pengadaan barang konstruksi,’’ pungkasnya.
Sebelumnya, beredar informasi mengenai warga dan pelajar dusun setempat yang melewati jembatan darurat dari bambu, tepatnya di samping jembatan yang rusak. Mereka terpaksa membangun jembatan secara swadaya lantaran jembatan utama mengalami kerusakan parah dan tidak bisa digunakan lagi. (far/fen)
0 Comments