Hampir 5 Ribu Jiwa di Kabupaten Mojokerto Terdampak Kekeringan

Published by on

Dari Tiga Desa, Tiap Hari Dijatah 40 Ribu Liter Air Bersih

KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pemkab Mojokerto mulai dropping air bersih ke tiga desa yang terdampak kekeringan, kemarin (12/6). Di tengah status tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla, pemerintah menyiapkan 443 tangki air untuk menyuplai kebutuhan ribuan warga tiap harinya. Meliputi, mandi cuci kakus (MCK) dan kebutuhan untuk hewan ternak.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Djoko Supangkat, ditetapkannya tujuh kecamatan menjadi status tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla, membuat pemda langsung gerak cepat. Kemarin, menggunakan APBD 2023 yang sudah diploting, BPBD mulai melakukan dropping air bersih ke tiga desa yang dilanda bencana kekeringan saat musim kemarau saat ini. ’’Hari ini tadi (kemarin), kita mulai melakukan suplai 10 tangki dengan kapasitas 4.000 liter tiap tangkinya ke tiga desa terdampak untuk pemenuhan kebutuhan air bersih,’’ ungkapnya.

Sepuluh tangki dengan total 40 ribu liter itu terbagi 4 tangki ke Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro dengan warga terdampak sekitar 1.635 jiwa dan masing-masing 3 tangki di Desa Manduromanggunggajah, Kecamatan Ngoro dengan warga terdampak 2.142 jiwa dan Dusun/Desa Duyung, Kecamatan Trawas dengan warga yang terdampak 831 jiwa dari 277 KK. Total warga yang terdampak kekeringan di tiga desa tersebut 4.608 jiwa. ’’Suplai ini kita lakukan tiap hari sampai 2 Agustus 2023 dengan total yang kami siapkan ada 443 tangki untuk dibagi di tiga desa itu,’’ jelasnya.

Dari total itu, pasokan dropping air akan berbeda menyesuaikan kebutuhan dari masing-masing desa yang terdampak krisis air bersih. Rinciannya, sekitar 179 tangki untuk Desa Kunjorowesi dan masing-masing Desa Manduro dan Desa Duyung mendapat pasokan dropping air bersih 132 tangki. Kendati terbatas, BPBD bakal mengajukan pemakaian anggaran belanja tidak terduga (BTT) lantaran dalam status tanggap darurat bencana. ’’Artinya, BTT ini bakal kita manfaatkan jika anggaran yang sudah kita ploting di APBD tidak mencukupi,’’ tegasnya.

Apalagi, sesuai prakiraan, pada Agustus mendatang masih musim kemarau. ’’Jadi BTT bisa digunakan kalau memang masih membutuhkan dropping air, apalagi status tanggap darurat juga berlaku lima bulan atau sampai Oktober,’’ paparnya.
Sebelumnya, Pemkab Mojokerto tetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla di tujuh kecamatan, Jumat (9/6). Tak urung, seluruh penanganan pun dibiayai negara. Baik dalam pemenuhan kebutuhan air bersih atau pun penanganan terhadap kebakarannya. (ori/fen)

Categories: Berita

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *