Empat Proyek Penangkal Banjir di Kabupaten Mojokerto Segera Digarap

Published by on

Pemkab Fokus Penanganan Lokasi Rawan Banjir

KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Penanggulangan bencana banjir tetap jadi atensi dalam pembangunan infrastruktur di Kabupaten Mojokerto. Setidaknya ada empat titik yang menjadi fokus penanganan melalui APBD 2023.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Dinas PUPR) Kabupaten Mojokerto Rinaldi Rizal Sabirin mengatakan, penanganan banjir masih menjadi atensi pemda. ’’Keempat paket proyek ini sudah mulai pengerjaan setelah kami lakukan tanda tangan kontrak bersama pemenang tender,’’ ungkapnya.

Empat paket itu di antaranya, pembangunan saluran drainase Desa Bleberan, Kecamatan Jatirejo dengan pemenang PT. Putra Mahardika Raya dari Jombang senilai Rp 343 juta dari pagu Rp 349 juta. Lalu, pembangunan sistem drainase lingkungan Desa Purwojati, Kecamatan Ngoro dimenangkan CV. Solusi asal Surabaya dengan penawaran Rp 675 juta dari pagu Rp 860 juta.

Selanjutnya, pembangunan sistem drainase lingkungan Desa Dinoyo, Kecamatan Jatirejo oleh CV. Solusi asal Surabaya sebesar Rp 217 juta dari pagu Rp 301 juta. Terakhir peningkatan saluran drainase lingkungan Desa Batankrajan, Kecamatan Gedeg dengan pemenang CV. Naraya Nusantara Prima asal Pamekasan dengan nilai Rp 951 juta dari pagu Rp 1,1 miliar. ’’Sesuai kontrak pengerjaan kita target tiga bulan selesai atau akhir Agustus,’’ tegasnya.

Menurutnya, perbaikan dilakukan untuk mengoptimalkan fungsinya. Sebab, lokasi itu kerap mengalami banjir saat musim hujan. Seperti di Bleberan, Kecamatan Jatirejo. Saluran yang berada di lingkungan permukiman dan menjadi akses utama menuju pusat kegiatan masyarakat dan fasilitas umum sudah tidak mampu menahan debit air. Sehingga menimbulkan titik genangan. Begitu juga dengan tiga titik saluran lainnya. ’’Jadi pembangunan ini untuk mengendalikan terjadinya proses erosi tanah dan berbagai kerusakan yang bisa terjadi di bangunan dan jalanan,’’ tuturnya.

Selain itu, juga meminimalisir dampak negatif yang berasal dari aliran limpahan. Sehingga bisa mempunyai kualitas penataan lingkungan atau perkotaan yang lebih baik. Konstruksi pada empat paket menggunakan u-ditch yang sudah jadi untuk ditata dan disesuaikan dengan elevasinya supaya buangan airnya biar lancar ke saluran primer. ’’Setidaknya kita bisa meminimalisir dampaknya. Genangan yang biasanya terjadi berhari-hari, nanti bisa hanya hitungan jam sudah hilang,’’ tegasnya.

Kendati begitu, kata Rinaldi, perbaikan ini tak serta-merta langsung menghilangkan bencana banjir yang terjadi pada tiap musim hujan. Sebab, penggundulan hutan yang terjadi belakangan juga memengaruhi terjadinya peningkatan debit air yang mengalir. Begitu juga keberadaan sampah juga kerap menjadi pemicu bencana musiman tersebut. Sehingga hemat Rinaldi, proyek pengendalian itu sama dengan jalan raya, yakni pembangunan berkelanjutan.

’’Tetapi dengan pembangunan saluran drainase ini, target tahun ketahun adalah meminimalisir dampak banjir itu. Paling tidak, titik itu yang tahun lalu banjirnya parah, tahun depan, mungkin tetap ada genangan, tetapi cepat surut,’’ bebernya. (ori/ron)

Categories: Berita

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *