Bisnis Swalayan Ikan Hias di Mojokerto Beromzet Ratusan Juta, Pangsa Pasar Lintas Kabupaten di Jawa Timur

Published by on

Mojokerto – Seorang mantan pedagang eceran ikan, sukses berbisnis swalayan ikan hias di Dusun/Desa Modongan Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto dan raup untung besar.

Usaha yang dijalankannya kini dalam sebulan omzetnya mencapai Rp 150 juta. Memang ikan yang disedikannnya tidak sedikit, ada sekitar 80 jenis ikan. Bahkan ia juga berani mengambil ikan hias dari Blitar, Tulungagung dan Kediri.

Pengusaha dan pembudidaya ikan ini bernama Endik Yuli Arisianto (49), sukses jalankan bisnisnya dengan beragam metode di lokasi usahanya.

Sempat menjadi pedagang eceran, kini dengan semangat yang tinggi mengantarkan ia dari seorang penjual ikan eceran menjadi pengusaha ikan untuk partai besar.

Puluhan ikan hias yang tersedia di swalayan ini di antaranya ikan cupang, lele, fera feri, mas koki, koi, ikan mas, mas komet, red devil, balon atau moli, ikan thailand, moli hitam, dan moli golden black. Ada pula platy, danio, glofish, tetra, barbir, kaviar, lemon, neon, black gosh, snow white, serpae, redfin serta lobster hias.

Ikan ditempatkan dalam aquarium.

“Yang paling ralis itu ikan komet, lele, patin, apalagi yang viral sekarang seperti glowfish, tetra glowfish, sumatra glow fish, mujaer, balon, cupang, dan koki, ” katanya.

Strategi pasar yang dijalankan juga tergolong unik, pembeli bisa bebas memilih dan mengambil ikan sendiri. Tak ayal, konsep ini membuat swalayan ikan hias Endik sangat digandrungi dan tak pernah sepi pembeli.

Ia pun juga tidak segan-segan untuk memberikan penjelasan mengenai kondisi kesehatan ikan. “Ciri-ciri ikan sehat itu seperti licin, sisiknya kasar, jangan sampai kulitnya terluka. Kalau ditempat lain nggak boleh pasti sampai ikannya dipegang-pegang, disini bebas, ” ungkapnya.

Lokasi usaha milik eks pedagang eceran ikan ini, untuk menampung ikan sangat variatif, mulai dari kolam beton, akuarium, hingga toples dan botol khusus untuk ikan cupang berusia 3 bulan.

Ikan cupang dalam botol dan toples.

Strategi bisnis lainnya yang membuat disebut dengan swalayan ikan adalah pembeli juga diizinkan membungkus sendiri ikan kesukaan, lalu membayarnya di kasir.

Soal harga ikan, harganya pun bervariasi, tergantung ukuran, warna, dan jenis ikan. Semakin unik, makan semakin mahal harganya. Namun, Endik membanderol ikan dengan harga dibawah pasaran.

Misalnya, ikan koi sepanjang 30-50 cm paling mahal Rp 500 ribu/ekor. Mujaer hanya Rp 50-70 ribu dapat 100 ekor, cupang dari Rp 2.500/ekor sampai Rp 100 ribu/ekor, glofish Rp 3.000-5.000/ekor, mas koki dari Rp 3.000/ekor sampai Rp 50 ribu/ekor dengan panjang 15 cm, sedangkan akara Rp 10 ribu/ekor.

Pembelinya yang datang tidak hanya dari Mojokerto, namun juga dari berbagai daerah di Jawa Timur, baik penghobi ikan hias maupun para reseller. Seperti Jombang, Pasuruan, Kediri, Nganjuk, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban dan Bojonegoro. Sejak pandemi COVID-19, ia tak lagi melayani pengiriman.

Endik Yuli Arisianto sukses berbisnis swalayan ikan hias di Dusun/Desa Modongan Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto.

“Resellerku 80 persen orang Mojokerto, ada 100 lebih. Selebihnya dari Jombang, Lamongan, Gresik, Tuban, Bojonegoro, dan Pasuruan. Omzet diatas Rp 150 juta,” bebernya Cak Endik, sapaan akrabnya.

Dalam mendorong bisnisnya, aa mendatangkan berbagai jenis ikan hias dari para pengepul di Blitar, Tulungagung, Kediri. Dalam sepekan, para pengepul mengirim sebanyak 5 kali. “Satu minggu itu kira ada 50 ribu ekor,” ujarnya.

Swalayan ini buka setiap hari pukul 05.30-17.30 WIB. Selain ikan, Cak Endik juga menjual beragam aksesoris akuarium dan makanan ikan.

Artikel Bisnis Swalayan Ikan Hias di Mojokerto Beromzet Ratusan Juta, Pangsa Pasar Lintas Kabupaten di Jawa Timur pertama kali tampil pada Kabar Mojokerto.

Categories: Berita

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *